Advertisement

Sejarah Bangkalan


Kelahiran JOKOTOLE dan AGUS WEDI

Oleh : Bangkalan Memory
Minggu, 29 Maret 2009
Ketika Raja Mandaraga wafat, jenazahnya dimakam­kan di tempat itu juga (sekarang Mandaraga menjadi sebuah kampung di Desa Keles Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep). Di sebelah timur laut sumber Mandaraga adalah makam Pangeran Mandaraga, yang oleh orang-orang desa itu disebut "Asta Patapan", (makam pertapaan), karena pada zaman dahulu banyak orang yang datang bertapa di tempat yang dikera­matkan itu.
Tak banyak diceritakan mengenai kehidupan Raja Mandaraga termasuk kedua puteranya, yaitu Pangeran Bukabu dan Pangeran Baragung. Yang diceritakan hanya Pangeran Bukabu dan Pangeran Baragung meninggal dunia. Jenazah Pangeran Bukabu dimakamkan di Bukabu (sekarang Bukabu menjadi sebuah desa di Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep). Sedangkan Pangeran Baragung dimakamkan di Baragung (sekarang Baragung menjadi sebuah desa di Kecamatan Guluk-Guluk Kabu­paten Sumenep). Pangeran Bukabu banyak menurunkan Para Kyai dan alim ulama di Madura umumnya dan di Sumenep pada khususnya.
Pangeran Baragung meningggalkan seorang puteri yang bernama Endhang Kilengan. Ia bersuamikan Bramakanda. Dan, dalam perkawinannya itu, mereka dikarunia seorang putera yang bernama Wagungrukyat. Setelah Wagungrukyat menginjak dewasa, ia menjadi raja di Sumenep, dengan julukan Pangeran Saccadining­rat. Keratonnya terletak di Desa Banasare (sekarang Ba­nasare termasuk Kecamatan Rubaru).
Pangeran Saccadiningrat kawin dengan saudara sepupu ibunya, yaitu Dewi Sarini. Tidak lama mereka dikaruniai seorang puteri bernama Saini, dengan julukan Raden Ayu Potre Koneng. Kulitnya mengkilat serta me­miliki wajah yang sangat cantik.


Kerapan Sapi

Oleh : Bangkalan Memory
Minggu, 29 Maret 2009

Madura tidak hanya terkenal karena hasil garamnya, namun lebih daripada itu Pulau Madura dikenal dengan tradisi adu pacu sapinya yang disebut "kerapan". Kebiasaan memacu binatang peliharaan di arena memang sudah menjadi kegemaran penduduk Madura sejak dahulu kala. Di Madura tidak hanya hewan peliharaan sapi yang diadu cepat, tetapi juga kerbau seperti yang terdapat di Pulau Kangean. Adu cepat kerbau itu disebut "mamajir". Sapi atau kerbau yang adu cepat itu, dikendarai oleh seorang joki yang disebut tukang tongko. Tukang tongko tersebut berdiri di atas "kaleles" yang ditarik oleh sapi atau kerbau pacuan


SEJARAH DAN MAKNA PEMUGARAN MASJID AGUNG BANGKALAN

Oleh : Bangkalan Memory
Jumat, 21 November 2008



Konon dalam ungkapan cerita para sesepuh yang sudah merakyat bahwa Sultan R. Abd. Kadirun selain terkenal sebagai Sultan yang digdaya, juga dikenal sebagai Sultan yang soleh dan alim dalam ilmu agama.

0 komentar:

Leave a Reply



Tab 2.1
Tab 2.2
Tab 2.3
Tab 3.1
Tab 3.2
Tab 3.3

translate

Featured Video

Photos